Bencana banjir dahsyat kembali melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, khususnya Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hujan ekstrem dan longsor yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut menyebabkan kerusakan besar dan jumlah korban jiwa yang terus meningkat. Hingga pertengahan Desember 2025, total korban tewas dilaporkan mendekati 1.000 orang, menjadikannya salah satu agen depo 5k terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Korban Jiwa Terus Bertambah
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah korban meninggal akibat banjir bandang, longsor, dan derasnya aliran sungai mencapai hampir seribu orang. Selain itu, banyak warga dilaporkan masih hilang, terutama di daerah pedalaman yang aksesnya terputus karena jalan dan jembatan runtuh.
Tenaga medis, relawan, dan tim SAR masih melakukan pencarian di berbagai titik sulit, namun kondisi cuaca yang tidak menentu terus menghambat proses evakuasi.
Pengungsi Mendekati Satu Juta Orang
Jumlah pengungsi meningkat tajam dan kini mencapai nyaris satu juta jiwa. Para pengungsi tersebar di ratusan pos darurat, masjid, gedung sekolah, dan fasilitas umum lainnya. Banyak di antara mereka kehilangan rumah, harta benda, serta akses pangan dan air bersih.
Kepadatan pengungsian membuat tantangan baru muncul, seperti penyebaran penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan, dan diare, terutama di daerah yang akses medisnya terbatas.
Kerusakan Rumah dan Infrastruktur
Lebih dari 112.000 rumah terdampak, dengan sebagian besar mengalami kerusakan berat. Banyak desa terisolasi karena jembatan runtuh, jalan terputus, dan akses sungai tersumbat oleh material longsor. Fasilitas publik seperti sekolah, rumah sakit, dan kantor pemerintahan juga mengalami kerusakan parah.
Pemerintah daerah kini mulai memetakan tingkat kerusakan untuk menentukan skala rekonstruksi dan menentukan wilayah prioritas bantuan.
Penyebab Bencana: Cuaca Ekstrem dan Perubahan Iklim
Intensitas hujan yang sangat tinggi disebabkan oleh sistem cuaca monsun yang diperkuat oleh badai siklon. Pola hujan ekstrem ini disebut semakin sering terjadi akibat pengaruh perubahan iklim global, yang membuat curah hujan lebih tidak menentu dan lebih intens dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kondisi tanah yang labil dan deforestasi di beberapa wilayah turut memperparah skala longsor yang terjadi.
Distribusi Bantuan dan Hambatan Lapangan
Meski bantuan terus berdatangan, proses distribusi tidak berjalan mudah. Banyak wilayah masih sulit dijangkau karena:
-
jalan provinsi terputus,
-
jembatan utama hanyut,
-
lokasi pengungsian terpencar,
-
cuaca buruk menghambat pergerakan logistik.
Kebutuhan mendesak yang paling diperlukan warga saat ini meliputi air bersih, makanan siap saji, pakaian, obat-obatan, dan layanan kesehatan darurat.
Rencana Pemulihan Jangka Panjang
Pemerintah pusat menyiapkan skema rehabilitasi besar-besaran yang mencakup:
-
pembangunan kembali rumah warga,
-
perbaikan jembatan dan akses jalan,
-
normalisasi sungai dan tanggul,
-
dukungan ekonomi bagi keluarga terdampak.
Total anggaran pemulihan diperkirakan mencapai triliunan rupiah, mengingat luasnya wilayah terdampak dan banyaknya infrastruktur yang harus dibangun ulang.
Kesimpulan
Banjir besar di Sumatera tahun ini menjadi peringatan bahwa bencana hidrometeorologi semakin intens dan berbahaya. Ribuan nyawa terdampak, ratusan ribu warga kehilangan tempat tinggal, dan kerusakan infrastruktur sangat luas. Upaya pemulihan akan berlangsung panjang dan membutuhkan kerja sama seluruh pihak, mulai dari pemerintah, lembaga kemanusiaan, hingga masyarakat.